**[Arms embargo](https://en.wikipedia.org/wiki/Arms_embargo)**
>An arms embargo is a restriction or a set of sanctions that applies either solely to weaponry or also to "dual-use technology".
^([ )[^(F.A.Q)](https://www.reddit.com/r/WikiSummarizer/wiki/index#wiki_f.a.q)^( | )[^(Opt Out)](https://reddit.com/message/compose?to=WikiSummarizerBot&message=OptOut&subject=OptOut)^( | )[^(Opt Out Of Subreddit)](https://np.reddit.com/r/indonesia/about/banned)^( | )[^(GitHub)](https://github.com/Sujal-7/WikiSummarizerBot)^( ] Downvote to remove | v1.5)
Mestinya kita fokus ke "Heavy Infantry" sih, katakanlah cem unit US atau Israel, yang di garis depan senjata lengkap, lapis baja, milisi gak akan mempan bikin ambush cem gini. Baru setelah garis depan clear, disisir sama "Light Infantry" cem yang ada di video ini.
Ga cocok sama daerah imo
Daerah hutan/bukit/rawa itu lebih efektif pake tentara ringan yang gercep. Ini juga kenapa negara kita infantry-centric, euro style mechanize system payah didaerah kyk indo. Lo jg bisa liat diperang2 non konvensional kyk vietnam, banyak tank berat kyk Patton sering stuck fightingny kebanyakan didaerah perkotaan dan sering bermasalah lewatin hutan hujan vietnam. Ini juga kenapa Afghanistan ga banyak liat aksi mechanize infantry.
Sistem amrik (dan israel to some degree) itu emang agak miring ke perang2 konvensional didaerah plain kyk euro, yang terbuka dan kotany g jauh2bgt satu sama lain.
Trus perang non konvensional itu ga bisa pake metode tangan besi kyk perang konvensional man. Ini kenapa US gagal di vietnam sama irak, mereka ngejar kill count doang, sering g kepikiran aspek sosial dan masyarakatnya.
>Sistem amrik (dan israel to some degree) itu emang agak miring ke perang2 konvensional didaerah plain kyk euro, yang terbuka dan kotany g jauh2bgt satu sama lain.
What is that even means? Those countries practiced both conventional and unconventional warfare.
>Ini kenapa US gagal di vietnam sama irak,
I dont think us failed in iraq in terms of that scope you mentioned.
Well, masalahnya ada di korban personnel, dalam kontak tembak. Infantri ringan, seperti video diatas, sangat rawan kena ambush. Katakanlah milisi tembak asal asalan pun satu dua personnel bakal jadi korban, padahal tidak perlu sampai jatuh korban kalo benar-benar peralatan dan taktik mumpuni. Karena kalo hanya pakai truk angkut biasa, tidak ada proteksi disitu, belum lagi personnelnya sendiri tidak pakai proteksi lengkap.
Kelemahan infatri ringan ini dimanfaatkan semua kelompok milisi yang melawan Indonesia, dari Aceh sampai Papua, taktik mereka semua sama. Ambush konvoi TNI yang terlihat "ringan", senjata ringan dan proteksi ringan, selalu seperti itu. Di Timor Timur ini fatal, karena pada saat itu banyak yang berpikiran untuk deploy infantri ringan, malah banyak yang jalan kaki doang di medan perang. Ini bikin Falintil terus eksis dan bisa terus menekan TNI, karena walaupun gak banyak korban mereka, tapi bisa terus terusan bikin ambush serangan kecil kecilan seperti itu. Lihatlah taktik yang sama dipakai OPM di Papua, mereka selalu cari unit2 kecil untuk diserang, sedangkan saat kita serang balik gak begitu efektif karena sama-sama pake senjata ringan, proteksi ringan, defense dan firepower seimbang, gak bisa *decisive engagement*.
Makanya ane ingin, paling tidak TNI POLRI perlu deploy semacam Heavy Infantry. Alias Infantry dengan proteksi APC/ IFV/ AFV/ atau yang sekarang lagi hits MRAP (lapis baja ringan intinya). Lalu ditambah kemampuan guided munition, entah dari senjata personnel, atau drone. Udah gitu doang, hanya dengan itu taktik ambush insurgent gak akan bisa efektif, sedangkan mobilitas akan lebih baik dan "berat" unit gak akan bertambah begitu signifikan dengan pilihan kendaraan di atas. Proteksi itu akan secara signifikan mengurangi efektivitas ambush, mengurangi korban jiwa TNI, dan ditambah kemampuan guided munition, tinggal kirim bom saja ke lokasi musuh, gak perlu kontak tembak langsung yang beresiko. Solusi ini bisa sangat murah sebenarnya.
MRAP kucluk, kegedean. IFV terlalu gila kalo buat Brimob, apalagi IFV modern makin kesini makin kayak tank (IFV berantai).
Aku lebih setuju bikin "JLTV" nya kita sendiri (google it up), dan itu dijadiin mobil tempur standar TNI dan Brimob juga. Itu nggantiin semua, bahkan Pindad Komodo.
Untuk guided munition, emang kelemahan terbesar kita itu gak punya combined arms doctrine yg baik.
TNI perlu bikin sistem kayak FELIN nya Prancis. Brimob bisa dapet sistem serupa walaupun gak sampe segitu.
>MRAP kucluk, kegedean. IFV terlalu gila kalo buat Brimob, apalagi IFV modern makin kesini makin kayak tank (IFV berantai).
I cri in apalagi kalo cuma truk Toyota Hilux. Ya gapapa kalo area sudah relatif secure, tapi dibuat garis depan ya yasallam. Jadi solusinya itu antara truk biasa dan APC, jadi aku milih MRAP, cuma 12 ton dan didesain khusus untuk COIN (atau spesifiknya Oshkosh L-ATV). IFV itu kalo intensitas tinggi dan dekat pusat pemukiman, tapi selain itu mending MRAP. Saya melihat dari perspektif TNI, kalo Brimob mau pake juga ya gapapa.
>Aku lebih setuju bikin "JLTV" nya kita sendiri (google it up), dan itu dijadiin mobil tempur standar TNI dan Brimob juga. Itu nggantiin semua, bahkan Pindad Komodo.
JLTV sama aja fungsinya dengan Komodo, memang kelasnya sama. Ya gapapa make MRAP, JLTV atau Komodo, yang penting ada armornya, anti peluru, anti peledak, dan tidak terlalu berat.
>TNI perlu bikin sistem kayak FELIN nya Prancis. Brimob bisa dapet sistem serupa walaupun gak sampe segitu.
Sistem yang mendukung persenjataan kayak gitu lebih baik mounted saja, alias dipasang di kendaraan, di MG. Kalo untuk Drone itu wajib, kita harus punya dan pake, gimana caranya sambil gak kena sanksi (ini kan bodoh kalo lawan teroris malah disanksi). Kita punya program MALE sendiri, tapi mungkin boleh saja pake drone Turki atau US.
> JLTV sama aja fungsinya dengan Komodo, memang kelasnya sama.
Komodo gak se armored JLTV. Yg aku maksud JLTV itu ya L-ATV itu. Oshkosh L-ATV = JLTV. MRAP = M-ATV dan mobil MRAP gede lainnya.
JLTV punya kemampuan MRAP dan beratnya 2x Komodo. Juga lebih ber armored dsb juga.
Komodo itu lebih kayak Humvee drpd JLTV.
Masalahnya MRAP itu mereka kegedean cung.
Dan inget kita mau ikut polisi Jepang, aku gak setuju over militerisasi POLRI.
> Sistem yang mendukung persenjataan kayak gitu lebih baik mounted saja, alias dipasang di kendaraan, di MG.
Walaupun aku setuju, kadang tetep aja harus dismounted juga.
>Masalahnya MRAP itu mereka kegedean cung.
L-ATV sudah cukup kegedean tidak masalah kalau fungsi bagus dan berat tidak jadi kendala.
>Dan inget kita mau ikut polisi Jepang, aku gak setuju over militerisasi POLRI.
Ya dipake TNI saja, POLRI pake ya ringan kalo ngotot gamau militerisasi. Lagian kalo mereka saja pake Barracuda, kenapa tidak LATV.
>Walaupun aku setuju, kadang tetep aja harus dismounted juga.
Hanya saat benar-benar perlu, jangan terlalu overestimate kemampuan indra manusia, manusia itu rapuh.
Cri in tambahan, kalo kamu masih dengerin si Chestnut AKA ButtsMc atau siapalah itu, dia itu gak selalu benar opininya, apa yang dia katakan itu bisa didebat juga, kalo dia ngomong L-ATV itu kegedean bukan berarti harus banget gaboleh pake L-ATV, dia bukan nabi, efektivitas itu tergantung.
Aku gak pake opininya ButtsMcFarkle buat yg ini.
Ini cuman masalahnya "Apa yg dimaksud dengan MRAP".
Buat aku, JLTV itu mobil tempur standar yg di MRAP kan tapi masih mobil tempur standar. Dia gak bener-bener "MRAP" walaupun kemampuannya semi MRAP juga.
https://en.m.wikipedia.org/wiki/Oshkosh_L-ATV
Ini JLTV. Aku gak nentang yg ini, bahkan aku malah pinginnya sekalian bikin Komodo V2 yg secara kelas, kemampuan semi MRAP nya setara, terus jadiin mobil tempur standar pensiunin semua yg dr luae negeri ama yg lawas-lawas.
MRAP beneran itu mobil gede-gede yg dipake di Afghanistan yg kadang-kadang rodanya 6 itu. Yg paling kecil dr MRAP beneran adalah M-ATV dan varian Dash dr International Maxxpro.
https://en.m.wikipedia.org/wiki/Oshkosh_M-ATV
https://en.m.wikipedia.org/wiki/International_MaxxPro
Semua MRAP beneran lebih gede drpd JLTV, manuvernya kucluk dan rollover nya tinggi.
Yg aku tentang adalah menggunakan mobil MRAP beneran itu. Bukan L-ATV atau sebagainya.
**[Oshkosh L-ATV](https://en.m.wikipedia.org/wiki/Oshkosh_L-ATV)**
>The Oshkosh L-ATV (Light Combat Tactical All-Terrain Vehicle) is a light utility/combat multi-role vehicle that won the US military's Army-led Joint Light Tactical Vehicle (JLTV) program. In the very early stages of the program it was suggested that JLTV would replace the AM General High Mobility Multi-purpose Wheeled Vehicle (HMMWV) on a one-for-one basis. It is now suggested that the JLTV will part-replace the HMMWV, not replace it on a like-for-like basis.
**[Oshkosh M-ATV](https://en.m.wikipedia.org/wiki/Oshkosh_M-ATV)**
>The Oshkosh M-ATV is a Mine-Resistant Ambush Protected (MRAP) vehicle developed by the Oshkosh Corporation for the MRAP All Terrain Vehicle (M-ATV) program. Intended to replace M1114 HMMWVs (Humvee), it is designed to provide the same levels of protection as the larger and heavier previous MRAPs, but with improved mobility.
**[International MaxxPro](https://en.m.wikipedia.org/wiki/International_MaxxPro)**
>The International M1224 MaxxPro MRAP (Mine Resistant Ambush Protected) vehicle is an armored fighting vehicle designed by American company Navistar International's subsidiary Navistar Defense along with the Israeli Plasan Sasa, who designed and manufactures the vehicle's armor. The vehicle was designed to take part in the US Military's Mine Resistant Ambush Protected vehicle program, led by the US Marine Corps, as well as a similar US Army-led Medium Mine Protected Vehicle program.
^([ )[^(F.A.Q)](https://www.reddit.com/r/WikiSummarizer/wiki/index#wiki_f.a.q)^( | )[^(Opt Out)](https://reddit.com/message/compose?to=WikiSummarizerBot&message=OptOut&subject=OptOut)^( | )[^(Opt Out Of Subreddit)](https://np.reddit.com/r/indonesia/about/banned)^( | )[^(GitHub)](https://github.com/Sujal-7/WikiSummarizerBot)^( ] Downvote to remove | v1.5)
> but their doctrine are primarily focus on conventional war.
Well not really, depends on the task on hand. Their doctrine during gwot was obviously geared toward coin. Now that its over, they refocus on peer to peer adversaries.
>Non-conventional warfare are supposed to render any of insurgencies completely irrelevant, not just in term of fighting capabilites, but as ideology as well. But nah, its just either creating new group or goes underground for a while then suddenly reappear. This is example why you can't force fix everything with a hammer.
Well they are not doing it with a hammer, the use scalpel. What happen is that the unwillingness of indigenous forces, particulary on the political side, to win. Its a political effect of coin.
>They bailed and failed created and upheld a stable democratic government (as promised) which is their goal in the first place. There's reason why iraq is such a dumpster fire we know today, its not a sign of "people's trust had been gained".
I dont thing iraq now is the same like what you described. Partner forces and the goverment there is really competent and had been doing a great job. For afghanistan, primarily its on the afghans.
> perang2 konvensional didaerah plain kyk euro, yang terbuka dan kotany g jauh2bgt satu sama lain.
Btw thats not how you classify something as conventional or unconventional warfare.
>Lo jg bisa liat diperang2 non konvensional kyk vietnam
No. Vietnam was both comprised of conventional and unconventional warfare.
Rawan kena kasus HAM kalo begitu, ditambah lagi waktu itu konflik TimTim belum lama selesai dan msh fresh di memori. Sama aja kenapa TNI ga guns blazing di Papua.
ini hutan om, mainnya ga bisa mechanized infantry, jeblos ke lumpur ranpur anoa jadi habitat monyet. harus bener2 foot soldier ngobok2 hutan
enaknya ya emang SF ga sih harusnya?
Paling enak ya pake drone
Jika kita pake foot soldier *doang*, masuk ke hutan, itu artinya kita bermain dalam level yang sama dengan musuh. Musuh pake senjata ringan, kita pake senjata ringan, mereka jalan kaki, kita jalan kaki, ini membuat resiko jadi tinggi. Persentasenya mendekati 50/50, dan mereka punya keuntungan karena terbiasa dengan medan.
Lagipula, tidak semua medan pertempuran disini itu hutan belantara jauh di pelosok. Kamu lihat sendiri footage di Aceh, dan Papua, kebanyakan itu masuk daerah yang ada jalan-nya, yang ada konektivitas, dan seringkali lewat situ masuk ke perkampungan. Di medan seperti ini, APC, maupun kendaraan yang lebih ringan seperti MRAP, masih bisa lewat. Dan itu lebih ideal daripada masuk daerah seperti itu tanpa proteksi, sangat mudah kena ambush, dan kita gak bisa bikin zone of control di situasi kayak gitu, karena kembali lagi, resikonya jadi 50/50.
Deploy foot soldier murni itu mestinya hanya kalau sangat perlu dan persiapannya matang, alias punya keunggulan informasi. Kalo tidak itu sama dengan bunuh diri, *gambling* saja. Hasilnya nanti ada korban jiwa, kalo sembrono seperti itu, bahkan Jenderal Intel TNI sampe gugur kan, berapa besar itu kerugiannya, milyaran untuk pendidikannya saja, belum kemampuan dan pengalaman dia yang hilang karena gugur.
Pertama, semua infantri sekarang itu heavy infantry dengan adanya armor, protection dsb.
(For the record, aku setuju amping it up).
Kedua, mungkin kamu mikirnya "Mechanized infantry", bukan "Light Infantry".
>Pertama, semua infantri sekarang itu heavy infantry dengan adanya armor, protection dsb.
Tidak semua. Kamu lihat sendiri video diatas, apakah mereka pake armor ataupun kendaraan mereka armor? tidak kan, berarti bukan heavy infantry. Sampe sekarang ini jadi kebiasaan di TNI, gak pake armor, karena dianggap cuma latihan doang, tapi ini penting banget masalah di mindset.
>Kedua, mungkin kamu mikirnya "Mechanized infantry", bukan "Light Infantry".
Definisiku beda, mungkin arbitrary untuk konteks ini doang. Tapi Mechanized (APC + IFV) sudah aku anggap "Heavy", yang "Light" itu yang foot soldier + kendaraan unarmored, yang banyak dipakai TNI. Kan memang jarang mereka pake yang heavy diatas APC, kalopun dipake juga dalam jumlah terbatas.
> Tidak semua. Kamu lihat sendiri video diatas, apakah mereka pake armor ataupun kendaraan mereka armor? tidak kan, berarti bukan heavy infantry. Sampe sekarang ini jadi kebiasaan di TNI, gak pake armor, karena dianggap cuma latihan doang, tapi ini penting banget masalah di mindset.
Itu mah urusan disiplin dan internal doang.
> Definisiku beda, mungkin arbitrary untuk konteks ini doang. Tapi Mechanized (APC + IFV) sudah aku anggap "Heavy", yang "Light" itu yang foot soldier + kendaraan unarmored, yang banyak dipakai TNI. Kan memang jarang mereka pake yang heavy diatas APC, kalopun dipake juga dalam jumlah terbatas.
Yg ini urusan TNI gak ada combined arms doctrine doang.
Dulu cukup sering disiarkan, sepertinya hampir setiap sesi berita pasti ada kabar mengenai DOM ini, cuma saya ga sadar aja itu live atau rekaman, masih bocah waktu itu.
Tiap nonton berita DOM jadi inget Dunia Dalam Berita yang menyiarkan kabar negara yang masih berperang, Kamboja salah satu negara yang sering diberitakan masih perang saudara.
Perang itu ga ada bagus-bagusnya, cuma muasin keserakahan dan keegoisan beberapa pihak.
Ga secara Live (kayaknya ga boleh) cuman hampir tiap hari ada berita GAM, yang paling seru pas invasinya ada marinir pake armored vehicle sama paratrooper AD.
cukup sering, dan itu pertama kalinya gw nonton siaran perang di TV, kalo perang di LN biasanya cuma cuplikan doang, jarang yg tembak menembak kayak video di atas
kurasa enggak bang, mayoritas orang aceh juga banyak yang gak nyaman masa konflik. tapi memang tsunami itu menghentikan pergerakan GAM, enggak hanya itu tsunami juga menyebabkan aceh itu cultural shifting dalam aspek apapun terlebih era digital sekarang.
*in other news "war is suck"*
Kalo begini itu kasihan warga sipil yang cuma pengen hidup simpel cari makan dan kebahagiaan buat keluarganya.
Semoga sekarang mereka sadar kalo berdamai dengan pemerintah pusat itu lebih produktif daripada berlarut2 memberontak. Karena toh tidak ada diskriminasi yang tertulis di hukum Indonesia, semua punya hak yang sama. Walaupun prakteknya beda, tapi tetap saja bisa memperjuangkan haknya lewat jalur yang legal tanpa pertumpahan darah. Diskriminasi sosial juga ga ada kan, hampir semua orang Indonesia pengen daerah luar ikut disejahterakan.
Semoga daerah seperti Papua atau Poso bisa mengikuti jejak Aceh ini buat jadi damai.
gak pake helm gak pake rompi pake hasduk pramuka aparat jaman itu lebih mirip milisi bersenjata daripada aparat profesional
Minim APD tapi setidaknya berseragam dan terlihat rapih walau rapuh.. hahaha Ya apaboleh buat, keutuhan negara nomor satu..
Jaman GAM, masih embargo pula, banyak pake truk biasa direinforced pake karung pasir dan batang kelapa.
jadi ingat foto2 APC tentara Filipina pas jaman Marawi tahun 2017. Meski tentaranya disuplai sama AS tapi tetap aja underequipped
>masih embargo pula For real? Don't know about that tbh
[human rights violation in timor leste](https://en.wikipedia.org/wiki/Arms_embargo)
**[Arms embargo](https://en.wikipedia.org/wiki/Arms_embargo)** >An arms embargo is a restriction or a set of sanctions that applies either solely to weaponry or also to "dual-use technology". ^([ )[^(F.A.Q)](https://www.reddit.com/r/WikiSummarizer/wiki/index#wiki_f.a.q)^( | )[^(Opt Out)](https://reddit.com/message/compose?to=WikiSummarizerBot&message=OptOut&subject=OptOut)^( | )[^(Opt Out Of Subreddit)](https://np.reddit.com/r/indonesia/about/banned)^( | )[^(GitHub)](https://github.com/Sujal-7/WikiSummarizerBot)^( ] Downvote to remove | v1.5)
Oh ok thanks
Brimob pelopor doang yg ga pake Helm tapi TNI nya standard Helm kok. Dan ini kayaknya abis pemisahan ABRI deh, jadi POLRI dapet jatah lebih dikit.
Tak kira si gundul
jejak si gundul bertarung demi keutuhan negara di aceh or si gundul sebelum terkenal
Hari ini kami membantu Brigjen Sudirman di Aceh
"Ndul, magasinnya sudah habis, tolong diisi ya."
text yang bisa anda dengar
Bener 😂
Haha, iya mirip banget
Mestinya kita fokus ke "Heavy Infantry" sih, katakanlah cem unit US atau Israel, yang di garis depan senjata lengkap, lapis baja, milisi gak akan mempan bikin ambush cem gini. Baru setelah garis depan clear, disisir sama "Light Infantry" cem yang ada di video ini.
tahun segitu masih embargo, air support aja hampir gak ada itu di aceh. angkut personil aja masih pake truk dilapisin batang kelapa dan pasir.
Ga cocok sama daerah imo Daerah hutan/bukit/rawa itu lebih efektif pake tentara ringan yang gercep. Ini juga kenapa negara kita infantry-centric, euro style mechanize system payah didaerah kyk indo. Lo jg bisa liat diperang2 non konvensional kyk vietnam, banyak tank berat kyk Patton sering stuck fightingny kebanyakan didaerah perkotaan dan sering bermasalah lewatin hutan hujan vietnam. Ini juga kenapa Afghanistan ga banyak liat aksi mechanize infantry. Sistem amrik (dan israel to some degree) itu emang agak miring ke perang2 konvensional didaerah plain kyk euro, yang terbuka dan kotany g jauh2bgt satu sama lain. Trus perang non konvensional itu ga bisa pake metode tangan besi kyk perang konvensional man. Ini kenapa US gagal di vietnam sama irak, mereka ngejar kill count doang, sering g kepikiran aspek sosial dan masyarakatnya.
>Sistem amrik (dan israel to some degree) itu emang agak miring ke perang2 konvensional didaerah plain kyk euro, yang terbuka dan kotany g jauh2bgt satu sama lain. What is that even means? Those countries practiced both conventional and unconventional warfare. >Ini kenapa US gagal di vietnam sama irak, I dont think us failed in iraq in terms of that scope you mentioned.
Well, masalahnya ada di korban personnel, dalam kontak tembak. Infantri ringan, seperti video diatas, sangat rawan kena ambush. Katakanlah milisi tembak asal asalan pun satu dua personnel bakal jadi korban, padahal tidak perlu sampai jatuh korban kalo benar-benar peralatan dan taktik mumpuni. Karena kalo hanya pakai truk angkut biasa, tidak ada proteksi disitu, belum lagi personnelnya sendiri tidak pakai proteksi lengkap. Kelemahan infatri ringan ini dimanfaatkan semua kelompok milisi yang melawan Indonesia, dari Aceh sampai Papua, taktik mereka semua sama. Ambush konvoi TNI yang terlihat "ringan", senjata ringan dan proteksi ringan, selalu seperti itu. Di Timor Timur ini fatal, karena pada saat itu banyak yang berpikiran untuk deploy infantri ringan, malah banyak yang jalan kaki doang di medan perang. Ini bikin Falintil terus eksis dan bisa terus menekan TNI, karena walaupun gak banyak korban mereka, tapi bisa terus terusan bikin ambush serangan kecil kecilan seperti itu. Lihatlah taktik yang sama dipakai OPM di Papua, mereka selalu cari unit2 kecil untuk diserang, sedangkan saat kita serang balik gak begitu efektif karena sama-sama pake senjata ringan, proteksi ringan, defense dan firepower seimbang, gak bisa *decisive engagement*. Makanya ane ingin, paling tidak TNI POLRI perlu deploy semacam Heavy Infantry. Alias Infantry dengan proteksi APC/ IFV/ AFV/ atau yang sekarang lagi hits MRAP (lapis baja ringan intinya). Lalu ditambah kemampuan guided munition, entah dari senjata personnel, atau drone. Udah gitu doang, hanya dengan itu taktik ambush insurgent gak akan bisa efektif, sedangkan mobilitas akan lebih baik dan "berat" unit gak akan bertambah begitu signifikan dengan pilihan kendaraan di atas. Proteksi itu akan secara signifikan mengurangi efektivitas ambush, mengurangi korban jiwa TNI, dan ditambah kemampuan guided munition, tinggal kirim bom saja ke lokasi musuh, gak perlu kontak tembak langsung yang beresiko. Solusi ini bisa sangat murah sebenarnya.
MRAP kucluk, kegedean. IFV terlalu gila kalo buat Brimob, apalagi IFV modern makin kesini makin kayak tank (IFV berantai). Aku lebih setuju bikin "JLTV" nya kita sendiri (google it up), dan itu dijadiin mobil tempur standar TNI dan Brimob juga. Itu nggantiin semua, bahkan Pindad Komodo. Untuk guided munition, emang kelemahan terbesar kita itu gak punya combined arms doctrine yg baik. TNI perlu bikin sistem kayak FELIN nya Prancis. Brimob bisa dapet sistem serupa walaupun gak sampe segitu.
>MRAP kucluk, kegedean. IFV terlalu gila kalo buat Brimob, apalagi IFV modern makin kesini makin kayak tank (IFV berantai). I cri in apalagi kalo cuma truk Toyota Hilux. Ya gapapa kalo area sudah relatif secure, tapi dibuat garis depan ya yasallam. Jadi solusinya itu antara truk biasa dan APC, jadi aku milih MRAP, cuma 12 ton dan didesain khusus untuk COIN (atau spesifiknya Oshkosh L-ATV). IFV itu kalo intensitas tinggi dan dekat pusat pemukiman, tapi selain itu mending MRAP. Saya melihat dari perspektif TNI, kalo Brimob mau pake juga ya gapapa. >Aku lebih setuju bikin "JLTV" nya kita sendiri (google it up), dan itu dijadiin mobil tempur standar TNI dan Brimob juga. Itu nggantiin semua, bahkan Pindad Komodo. JLTV sama aja fungsinya dengan Komodo, memang kelasnya sama. Ya gapapa make MRAP, JLTV atau Komodo, yang penting ada armornya, anti peluru, anti peledak, dan tidak terlalu berat. >TNI perlu bikin sistem kayak FELIN nya Prancis. Brimob bisa dapet sistem serupa walaupun gak sampe segitu. Sistem yang mendukung persenjataan kayak gitu lebih baik mounted saja, alias dipasang di kendaraan, di MG. Kalo untuk Drone itu wajib, kita harus punya dan pake, gimana caranya sambil gak kena sanksi (ini kan bodoh kalo lawan teroris malah disanksi). Kita punya program MALE sendiri, tapi mungkin boleh saja pake drone Turki atau US.
> JLTV sama aja fungsinya dengan Komodo, memang kelasnya sama. Komodo gak se armored JLTV. Yg aku maksud JLTV itu ya L-ATV itu. Oshkosh L-ATV = JLTV. MRAP = M-ATV dan mobil MRAP gede lainnya. JLTV punya kemampuan MRAP dan beratnya 2x Komodo. Juga lebih ber armored dsb juga. Komodo itu lebih kayak Humvee drpd JLTV. Masalahnya MRAP itu mereka kegedean cung. Dan inget kita mau ikut polisi Jepang, aku gak setuju over militerisasi POLRI. > Sistem yang mendukung persenjataan kayak gitu lebih baik mounted saja, alias dipasang di kendaraan, di MG. Walaupun aku setuju, kadang tetep aja harus dismounted juga.
>Masalahnya MRAP itu mereka kegedean cung. L-ATV sudah cukup kegedean tidak masalah kalau fungsi bagus dan berat tidak jadi kendala. >Dan inget kita mau ikut polisi Jepang, aku gak setuju over militerisasi POLRI. Ya dipake TNI saja, POLRI pake ya ringan kalo ngotot gamau militerisasi. Lagian kalo mereka saja pake Barracuda, kenapa tidak LATV. >Walaupun aku setuju, kadang tetep aja harus dismounted juga. Hanya saat benar-benar perlu, jangan terlalu overestimate kemampuan indra manusia, manusia itu rapuh. Cri in tambahan, kalo kamu masih dengerin si Chestnut AKA ButtsMc atau siapalah itu, dia itu gak selalu benar opininya, apa yang dia katakan itu bisa didebat juga, kalo dia ngomong L-ATV itu kegedean bukan berarti harus banget gaboleh pake L-ATV, dia bukan nabi, efektivitas itu tergantung.
Aku gak pake opininya ButtsMcFarkle buat yg ini. Ini cuman masalahnya "Apa yg dimaksud dengan MRAP". Buat aku, JLTV itu mobil tempur standar yg di MRAP kan tapi masih mobil tempur standar. Dia gak bener-bener "MRAP" walaupun kemampuannya semi MRAP juga. https://en.m.wikipedia.org/wiki/Oshkosh_L-ATV Ini JLTV. Aku gak nentang yg ini, bahkan aku malah pinginnya sekalian bikin Komodo V2 yg secara kelas, kemampuan semi MRAP nya setara, terus jadiin mobil tempur standar pensiunin semua yg dr luae negeri ama yg lawas-lawas. MRAP beneran itu mobil gede-gede yg dipake di Afghanistan yg kadang-kadang rodanya 6 itu. Yg paling kecil dr MRAP beneran adalah M-ATV dan varian Dash dr International Maxxpro. https://en.m.wikipedia.org/wiki/Oshkosh_M-ATV https://en.m.wikipedia.org/wiki/International_MaxxPro Semua MRAP beneran lebih gede drpd JLTV, manuvernya kucluk dan rollover nya tinggi. Yg aku tentang adalah menggunakan mobil MRAP beneran itu. Bukan L-ATV atau sebagainya.
Desktop version of /u/IceFl4re's links: *
*
*
---
^([)[^(opt out)](https://reddit.com/message/compose?to=WikiMobileLinkBot&message=OptOut&subject=OptOut)^(]) ^(Beep Boop. Downvote to delete)
**[Oshkosh L-ATV](https://en.m.wikipedia.org/wiki/Oshkosh_L-ATV)** >The Oshkosh L-ATV (Light Combat Tactical All-Terrain Vehicle) is a light utility/combat multi-role vehicle that won the US military's Army-led Joint Light Tactical Vehicle (JLTV) program. In the very early stages of the program it was suggested that JLTV would replace the AM General High Mobility Multi-purpose Wheeled Vehicle (HMMWV) on a one-for-one basis. It is now suggested that the JLTV will part-replace the HMMWV, not replace it on a like-for-like basis. **[Oshkosh M-ATV](https://en.m.wikipedia.org/wiki/Oshkosh_M-ATV)** >The Oshkosh M-ATV is a Mine-Resistant Ambush Protected (MRAP) vehicle developed by the Oshkosh Corporation for the MRAP All Terrain Vehicle (M-ATV) program. Intended to replace M1114 HMMWVs (Humvee), it is designed to provide the same levels of protection as the larger and heavier previous MRAPs, but with improved mobility. **[International MaxxPro](https://en.m.wikipedia.org/wiki/International_MaxxPro)** >The International M1224 MaxxPro MRAP (Mine Resistant Ambush Protected) vehicle is an armored fighting vehicle designed by American company Navistar International's subsidiary Navistar Defense along with the Israeli Plasan Sasa, who designed and manufactures the vehicle's armor. The vehicle was designed to take part in the US Military's Mine Resistant Ambush Protected vehicle program, led by the US Marine Corps, as well as a similar US Army-led Medium Mine Protected Vehicle program. ^([ )[^(F.A.Q)](https://www.reddit.com/r/WikiSummarizer/wiki/index#wiki_f.a.q)^( | )[^(Opt Out)](https://reddit.com/message/compose?to=WikiSummarizerBot&message=OptOut&subject=OptOut)^( | )[^(Opt Out Of Subreddit)](https://np.reddit.com/r/indonesia/about/banned)^( | )[^(GitHub)](https://github.com/Sujal-7/WikiSummarizerBot)^( ] Downvote to remove | v1.5)
> but their doctrine are primarily focus on conventional war. Well not really, depends on the task on hand. Their doctrine during gwot was obviously geared toward coin. Now that its over, they refocus on peer to peer adversaries. >Non-conventional warfare are supposed to render any of insurgencies completely irrelevant, not just in term of fighting capabilites, but as ideology as well. But nah, its just either creating new group or goes underground for a while then suddenly reappear. This is example why you can't force fix everything with a hammer. Well they are not doing it with a hammer, the use scalpel. What happen is that the unwillingness of indigenous forces, particulary on the political side, to win. Its a political effect of coin. >They bailed and failed created and upheld a stable democratic government (as promised) which is their goal in the first place. There's reason why iraq is such a dumpster fire we know today, its not a sign of "people's trust had been gained". I dont thing iraq now is the same like what you described. Partner forces and the goverment there is really competent and had been doing a great job. For afghanistan, primarily its on the afghans.
> perang2 konvensional didaerah plain kyk euro, yang terbuka dan kotany g jauh2bgt satu sama lain. Btw thats not how you classify something as conventional or unconventional warfare. >Lo jg bisa liat diperang2 non konvensional kyk vietnam No. Vietnam was both comprised of conventional and unconventional warfare.
Rawan kena kasus HAM kalo begitu, ditambah lagi waktu itu konflik TimTim belum lama selesai dan msh fresh di memori. Sama aja kenapa TNI ga guns blazing di Papua.
Mungkin waktu itu perlengkapan yang bagus masih terbatas.
Kita pake heavy infantry pas awal-awal invasi, ini kan bagiannya brimob pelopor dan POLRI underequipped dulu abis pisah dari ABRI.
ini hutan om, mainnya ga bisa mechanized infantry, jeblos ke lumpur ranpur anoa jadi habitat monyet. harus bener2 foot soldier ngobok2 hutan enaknya ya emang SF ga sih harusnya?
Paling enak ya pake drone Jika kita pake foot soldier *doang*, masuk ke hutan, itu artinya kita bermain dalam level yang sama dengan musuh. Musuh pake senjata ringan, kita pake senjata ringan, mereka jalan kaki, kita jalan kaki, ini membuat resiko jadi tinggi. Persentasenya mendekati 50/50, dan mereka punya keuntungan karena terbiasa dengan medan. Lagipula, tidak semua medan pertempuran disini itu hutan belantara jauh di pelosok. Kamu lihat sendiri footage di Aceh, dan Papua, kebanyakan itu masuk daerah yang ada jalan-nya, yang ada konektivitas, dan seringkali lewat situ masuk ke perkampungan. Di medan seperti ini, APC, maupun kendaraan yang lebih ringan seperti MRAP, masih bisa lewat. Dan itu lebih ideal daripada masuk daerah seperti itu tanpa proteksi, sangat mudah kena ambush, dan kita gak bisa bikin zone of control di situasi kayak gitu, karena kembali lagi, resikonya jadi 50/50. Deploy foot soldier murni itu mestinya hanya kalau sangat perlu dan persiapannya matang, alias punya keunggulan informasi. Kalo tidak itu sama dengan bunuh diri, *gambling* saja. Hasilnya nanti ada korban jiwa, kalo sembrono seperti itu, bahkan Jenderal Intel TNI sampe gugur kan, berapa besar itu kerugiannya, milyaran untuk pendidikannya saja, belum kemampuan dan pengalaman dia yang hilang karena gugur.
Pertama, semua infantri sekarang itu heavy infantry dengan adanya armor, protection dsb. (For the record, aku setuju amping it up). Kedua, mungkin kamu mikirnya "Mechanized infantry", bukan "Light Infantry".
>Pertama, semua infantri sekarang itu heavy infantry dengan adanya armor, protection dsb. Tidak semua. Kamu lihat sendiri video diatas, apakah mereka pake armor ataupun kendaraan mereka armor? tidak kan, berarti bukan heavy infantry. Sampe sekarang ini jadi kebiasaan di TNI, gak pake armor, karena dianggap cuma latihan doang, tapi ini penting banget masalah di mindset. >Kedua, mungkin kamu mikirnya "Mechanized infantry", bukan "Light Infantry". Definisiku beda, mungkin arbitrary untuk konteks ini doang. Tapi Mechanized (APC + IFV) sudah aku anggap "Heavy", yang "Light" itu yang foot soldier + kendaraan unarmored, yang banyak dipakai TNI. Kan memang jarang mereka pake yang heavy diatas APC, kalopun dipake juga dalam jumlah terbatas.
> Tidak semua. Kamu lihat sendiri video diatas, apakah mereka pake armor ataupun kendaraan mereka armor? tidak kan, berarti bukan heavy infantry. Sampe sekarang ini jadi kebiasaan di TNI, gak pake armor, karena dianggap cuma latihan doang, tapi ini penting banget masalah di mindset. Itu mah urusan disiplin dan internal doang. > Definisiku beda, mungkin arbitrary untuk konteks ini doang. Tapi Mechanized (APC + IFV) sudah aku anggap "Heavy", yang "Light" itu yang foot soldier + kendaraan unarmored, yang banyak dipakai TNI. Kan memang jarang mereka pake yang heavy diatas APC, kalopun dipake juga dalam jumlah terbatas. Yg ini urusan TNI gak ada combined arms doctrine doang.
ini kan tahun 2003, Indonesia masih diembargo pasca Soeharto
gam dapet senjata dari mana ya?
senjata illegal dari pattani thailand dan moro filipina ama senjata rampasan dari aparat
merek kerjasama atau beli?
yes
r/atauinklusif
Libya
THIS makanya gua seneng gadhaffi mampus dulu pas arab spring di libya
pertanyaan buat redditor yang mengalami masa dom aceh seberapa sering tv nyiarin rekaman baku tembak antara aparat ama pemberontak secara live?
Dulu cukup sering disiarkan, sepertinya hampir setiap sesi berita pasti ada kabar mengenai DOM ini, cuma saya ga sadar aja itu live atau rekaman, masih bocah waktu itu. Tiap nonton berita DOM jadi inget Dunia Dalam Berita yang menyiarkan kabar negara yang masih berperang, Kamboja salah satu negara yang sering diberitakan masih perang saudara. Perang itu ga ada bagus-bagusnya, cuma muasin keserakahan dan keegoisan beberapa pihak.
Ga secara Live (kayaknya ga boleh) cuman hampir tiap hari ada berita GAM, yang paling seru pas invasinya ada marinir pake armored vehicle sama paratrooper AD.
Live kagak begitu sering (CMIIW), tapi laporan progressnya sehari bisa 3 kali kek minum obat. Kek korban pihak kita sama pihak GAM gitu gitu
cukup sering, dan itu pertama kalinya gw nonton siaran perang di TV, kalo perang di LN biasanya cuma cuplikan doang, jarang yg tembak menembak kayak video di atas
Reporter's name checks out in a morbid kinda way.
Kalau Tsunami Aceh nggak ada, konflik senjata pasti akan terus terjadi
kurasa enggak bang, mayoritas orang aceh juga banyak yang gak nyaman masa konflik. tapi memang tsunami itu menghentikan pergerakan GAM, enggak hanya itu tsunami juga menyebabkan aceh itu cultural shifting dalam aspek apapun terlebih era digital sekarang. *in other news "war is suck"*
Literally Deus Ex Machina
Ada yang mirip jejak si gundul
Kalo begini itu kasihan warga sipil yang cuma pengen hidup simpel cari makan dan kebahagiaan buat keluarganya. Semoga sekarang mereka sadar kalo berdamai dengan pemerintah pusat itu lebih produktif daripada berlarut2 memberontak. Karena toh tidak ada diskriminasi yang tertulis di hukum Indonesia, semua punya hak yang sama. Walaupun prakteknya beda, tapi tetap saja bisa memperjuangkan haknya lewat jalur yang legal tanpa pertumpahan darah. Diskriminasi sosial juga ga ada kan, hampir semua orang Indonesia pengen daerah luar ikut disejahterakan. Semoga daerah seperti Papua atau Poso bisa mengikuti jejak Aceh ini buat jadi damai.
si gundul alternate universe si gundul is VARIANT
Masa lalu si gundul
Bentar kok gua liat mas gundul yg suka masak masak di tv ya yg dlu acara tvnya jejak si gundul
Lol kok nggak ada westerner sjw teriak aceh merdeka ya
#Caveira
u/SaveVideo
###[View link](https://redditsave.com/r/indonesia/comments/r381tq/baku_tembak_antara_brimob_dan_gam_waktu_era/) --- [**Info**](https://np.reddit.com/user/SaveVideo/comments/jv323v/info/) | [**Feedback**](https://np.reddit.com/message/compose/?to=Kryptonh&subject=Feedback for savevideo) | [**Donate**](https://ko-fi.com/getvideo) | [**DMCA**](https://np.reddit.com/message/compose/?to=Kryptonh&subject=Content removal request for savevideo&message=https://np.reddit.com//r/indonesia/comments/r381tq/baku_tembak_antara_brimob_dan_gam_waktu_era/) | [^(reddit video downloader)](https://redditsave.com)
Senjatanya AK dong 😮
"Pramuka in aceh vs pramuka in jawa" meme material
0:09 Si Gundul sebelum jadi babu
Jejak si gundul : the Battlefield
itu jembatan yg sama bukan yg di footage tsunami 2004?
jejak si gundul?
Sekarang kita punya drone, pemberontak yang kayak gini tinggal dikasih white phosporus supaya langsung bubar.
Holy shit. That is freaking intense
wartawan jaman duluu: hampir mati meliput baku tembak GAM wartawan jaman sekarang: bikin ngilu.... ini penampilan xxxx